Telah menerbitkan 150 buku
Menjadi
Mompreneur Sejati
Deka
Amalia
Sejak kecil, saya
tidak pernah terpikir menjadi wirausaha. Karena keluarga saya hampir semua
pekerja. Ayah saya karyawan swasta dan ibu saya ibu rumah tangga. Praktis saya
hanya mengenal dunia kerja. Setelah lulus kuliah ya bekerja, digaji orang. Maka
begitu selesai wisuda, saya melamar, mencari pekerjaan seperti yang lainnya.
Alhamdulillah, tidak perlu menunggu lama. Saya diterima di sebuah stasiun TV
besar sebagai penyiar dan di Hotel Berbintang sebagai staff PR. Benar-benar dua profesi impian.
Namun saat saya
mengunjungi dosen pembimbing skripsi saya untuk mengucapkan terima kasih.
Beliau menawarkan menjadi Dosen. Saat itu beliau adalah Dekan di Fakultas
Sastra, tempat saya kuliah. Figur beliau yang disegani, tidak hanya di
Indonesia tetapi juga di dunia internasional.
Guru besar sastra di FIB UI. Sejenak saya takjub dengan tawaran ini,
menjadi dosen. Sebuah profesi yang terlintas pun tidak. Setelah diskusi dengan
keluarga, akhirnya saya menerima tawaran ini. Saya tinggalkan kesempatan
bekerja dan mengawali karir sebagai asiaten dosen. Menjadi asisten seorang guru
besar yang ternama tentu kesempatan langka. Saya bisa menimba ilmu. Dua tahun
berselang, saya diangkat menjadi dosen dan profesi ini saya geluti selama 22
tahun.
Saat dunia sosmed
berkembang, saya berkenalan dengan banyak penulis. Di luar profesi saya sebagai
dosen, saya memang suka menulis. Cerpen saya sering dimuat di media di era
tahun 1990. Saya juga menulis puisi dan beberapa buku ajar di bidang sastra.
Tidak lama beberapa buku pun terbit. Lalu saya mendirikan komunitas penulis
perempuan di tahun 2011. Tidak menyangka berkembang pesat dan banyak yang ingin
belajar menulis. Berbekal ilmu sastra yang saya miliki, saya pun menjadi mentor
menulis. Perkembangannya luar biasa, hingga saya harus memilih. Tetap menjadi
dosen atau terjun bebas menjadi mentor menulis. Karena ingin mencoba dunia
baru, saya memilih pensiun dini dari profesi dosen dan mendirikan lembaga
pelatihan menulis di tahun 2013.
Hingga tahun
2019 ini, telah ribuan peserta mengikuti kelas saya. Luar biasa. Saya tidak
pernah menyangka akan sampai di tahap ini. Lalu untuk memfasilitasi peserta
pelatihan saya, maka saya mendirikan penerbitan. Sesuai niat awal hanya
menjadikannya sebagai fasilitas, maka
penerbitan ini khusus menerbitkan buku-buku saya dan peserta pelatihan saya
saja. Terjun di dunia penerbitan ternyata tidak mudah. Karena saya harus
bekerja sama dengan banyak pihak ketiga. Sejak menerbitkan buku di tahun 2011
hingga 2019 ini, suka duka sudah saya jalani. Berat dan tidak mudah. Saya
hampir menyerah.
Menjalani
sesuatu yang baru dan tidak pernah belajar soal usaha. Membuat saya trial and error. Learning by doing. Banyak langkah saya yang salah, keliru, dan merugi.
Salah satunya karena saya belum bisa bersikap profesional. Dari mulai
kehilangan uang jutaan hingga ratusan juta pernah saya alami. Buku yang gagal
cetak, terlambat hingga dibawa kabur orang ha ha ha ha….
Saya hampir
memutuskan berhenti menerbitkan buku. Sudahlah saya menulis dan mengajar
menulis saja. Supaya nggak banyak masalah. Tetapi saat menyaksikan kebahagiaan
dan kebanggaan teman-teman punya buku, hati saya mencair. Saya harus bertahan,
harus bisa melampaui semua ini dengan baik. Saya harus yakin jika kegagalan
adalah sukses yang tertunda. Saya mulai mengurai masalah dan mencari solusi
lalu mencatat apa yang harus saya lakukan dan tidak boleh saya lakukan.
Bagaimana harus bersikap, mengambil keputusan tepat dan lebih profesional.
Dengan Bismillah
saya melangkah pasti, masalah demi masalah selesai dengan baik secara bertahap
dan menemukan solusinya. Saya yakin, uang yang hilang akan tergantikan. Insya
Allah lebih banyak. Aamiin. Allah tetap maha adil, ada saja ganti dari
kehilangan materi dari menerbitkan buku. Kelas saya selalu penuh, order editing
naskah mengalir dan permintaan menjadi narasumber di berbagai kesempatan.
Artinya, saya tidak boleh menyerah. Semua kejadiaan ada hikmahnya yang
bermanfaat untuk langkah kita selanjutnya.
Launching di berbagai Mall setiap tahun. Ini Launching terbaru, 14 Juni 2019 di Senayan City Jakarta.
Saya membaca
beberapa buku bisnis dan kisah sukses para pebisnis besar. Ternyata tidak ada
satu pun yang tidak pernah gagal, tidak ada satu pun yang tidak pernah berbuat
kesalahan dan tidak ada satu pun yang tidak pernah merugi. Semua pernah gagal,
pernah salah dan pernah merugi. Ternyata ini memang tahapan yang harus kita lalui
menuju sukses. Karena sukses itu indah tetapi tidak bisa dicapai dengan mudah.
Perlu kerja keras, pengorbanan dan ketekunan. Pantang menyerah, terus melangkah
dan kerja keras. Karenanya saya tidak akan berhenti dari apa yang sudah saya
mulai.
Saya juga mulai belajar ilmu bisnis dengan mengikuti berbagai seminar
dan workshop. Perlu ilmu untuk melakukan apa saja. Meski baru secara teori,
karena praktiknya tetap tidak mudah juga. Tahun 2016, saya mengikuti inkubator
bisnis dan memperoleh juara dua dengan progress
terbaik. Padahal saya masih merangkak kala itu. Tetapi bisnis yang saya geluti
dinilai berdampak sosial baik. Memberikan banyak kesempatan pada banyak
perempuan. Sejak itu saya yakin, terlepas dari segala kekurangan, Insya Allah
manfatnya sudah banyak dirasakan. Hal ini membuat saya lega, dengan bagitu apa yang
saya lakukan bermanfaat untuk diri saya, keluarga dan banyak orang. Bagi saya,
ini yang paling penting.
Yang
menggembirakan saya adalah banyak orang suka menulis dan mau belajar menulis.
Mau punya buku. Rasanya bangga sekali jika melihat peserta pelatihan saya
berhasil. Sebagian sudah menjadi penulis produktif, mentor menulis, editor, freelancer,
writerprenuer dan banyak lagi. Terbukti
menjadi penulis itu bisa jadi profesi yang menghasilkan materi yang memuaskan
jika digeluti dengan tekun. Banyak yang mengikuti semua kelas yang saya buka.
Kelas regular dengan berbagai topik dan buku solo. Banyak buku solo yang sudah
terbit dari hasil mengikuti kelas mentoring buku solo bersama saya. Sebagian
beredar di toko buku Gramedia dan Online. Memberi jalan bagi kesuksesan orang
banyak ternyata bikin hati bahagia.
Para peserta
juga semuanya baik hati, jika saya ada kendala dan keterlambatan. Mereka
memahaminya, meski rasa tidak enak saya selalu saya tebus dengan memberi
hadiah. Berupa souvenir dan bonus buku. Tentu saya akan terus berusaha
memperbaiki diri, hingga semuanya menjadi lebih baik lagi. Tidak ada kendala
dan semuanya berjalan tepat waktu. Aamiin. Beberapa kelas dan buku yang terbit
di tahun 2019, Alhamdulillah sudah berjalan dengan baik. Buku yang tebit bisa
lebih cepat prosesnya, antara minimal 2 minggu dan maksimal 2 bulan. Tergantung
banyak jumlah mencetaknya. Alhamdulillah, buku pun terjual ratusan hingga
ribuan eksemplar.
Saya pun
mulai berpikir untuk menciptakan banyak penulis dan mentor menulis. Saya akan
terus membuka kelas dan mulai membuka kelas mentor menulis. Nanti para pesertanya
secara gantian akan menjadi asisten di kelas saya. Hingga kelak banyak mentor
menulis hadir. Dengan begitu dunia menulis akan makin berkembang. Apa saya takut
tersaingi? Tentu tidak karena rezeki sudah diatur Allah. Dan saya percaya,
semakin kita berbagi, semakin banyak akan kembali pada kita. Membuka jalan
rezeki dan sukses bagi orang banyak, Insya Allah rezeki saya akan bertambah.
Aamiin.
Di samping
itu, saya tidak punya generasi penerus yang akan meneruskan apa yang saja
jalani ini. Katiga anak saya sepertinya tidak tertarik, mereka punya cita-cita
dan impian sendiri. Anak sulung saya sebentar lagi lulus dari DKV dan tentu
akan bergelut di bidang desain grafis. Anak kedua saya ingin jadi dosen dan
penulis saja, sementara si bungsu ingin jadi dokter. Usia saya juga sudah tidak
muda, sudah kepala lima. Mungkin kelak ada saatnya saya pensiun dari semua yang
sudah saya jalani ini. Maka sebelum saya pensiun saya ingn menciptakan banyak
generasi penerus. Agar dunia literasi terus berkembang. Hingga saya dikenang
sebagai penulis dan mentor menulis saja.
Begitulah,
menjadi mompreneur sejati ternyata harus siap jiwa raganya. Siap gagal dan siap
berhasil. Siap menjalani semua kesulitan
dan tidak gentar dengan tantangan. Hingga bisa tersenyum bangga di atas
kesuksesan. Punya impian untuk terus berkembang dan berbagi bagi banyak orang.
Sukses bersama itu nikmat dibanding hanya menikmati semuanya sendirian. Karena
di sana ada banyak doa yang mengiringi setiap langkah yang kita jalani. Membuka
jalan sukses bagi banyak orang itu bikin hati terharu, bangga dan bahagia.
Tak terasa
ini menjadi tahun kesembilan saya menjalani semua ini, Alhamdulillah semua
makin berjalan dengan baik. Saya makin dikenal. Sejak tahun 2011 hingga tahun
ini, saya sudah diliput oleh hampir semua media cetak dan media online. Liputan
tentang saya sudah dimuat di koran, hampir semua majalah wanita, dan tabloid.
Saya juga pernah masuk TV dan sering talk show radio. Tidak pernah menyangka
akan sampai di tahap ini. Komunitas saya makin berkembang, pelatihan saya
selalu diminati dan penerbitan saya makin membaik. Prosesnya lebih cepat dan lancar. Karena saya pun sudah menemukan mitra yang tepat dan tim yang solid.
Saya pun
sering membuat acara offline. Apakah pelatihan, bedah buku, launching, pameran
dan talk show. Alhamdulillah sudah sering terlaksana di beberapa mall besar.
Minimal beberapa kali dalam setahun ada event. Dengan begitu saya bisa kopdaran
dengan para peserta dan anggota komunitas. Bisa mengenal mereka di dunia nyata.
Terus terang hampir semua peserta adalah mereka yang saya kenal di dunia maya.
Sebagian
besar menjadi teman baik dan beberapa menjadi sahabat baik. Beberapa juga menjadi
partner dalam berkarya dan bekerja, Nikmat rasanya.
Tak terasa
hingga tahun ini, saya sudah menerbitkan 150 buku. Dan mungkin masih wajar jika
ada 10% saja buku yang gagal cetak, terlambat atau bermasalah di percetakan. Tapi tetap ada solusi dan berakhir dengan baik. Meski tetap saya merasa
tidak enak dengan para peserta di buku tersebut. Hingga saya harus berpikir
untuk tidak terjadi kesalahan yang sama.
Zero Mistake mulai awal tahun 2019 ini. . Buku yang terbit prosesnya
lancar dan cepat. Aamiin.
Maka kunci
utama dari menjalani sebuah usaha adalah jalani dengan sepenuh hati dan niat
yang tulus. Maka materi akan mengikuti. Maka sukses itu nyata.
Apakah saya
sudah merasa sukses? Belum. Masih banyak yang ingin saya capai sebelum saya
memutuskan pensiun. Semoga semua menjadi
amal kebaikan yang diterima-Nya. Aamiin.
Ø
Deka Amalia (Ex Dosen Sastra, Writer, Writing Trainer, Book
Publishing Consultant. Owner Deka Amalia Writing Center. Founder Writerpreneur
Club dan Women Script Community)
Fb Deka
Amalia Ridwan. Ig deka66. Blog: www.dekamalia.com. Sudah menerbitkan 150 buku
Saya ingin berbagi ilmu menjadi Writerpreneur Sukses. Punya penghasilan jutaan hingga puluhan juta per bulan.
Ikuti kelas gratisnya, hanya dengan membeli buku ini (Balada Mompreneur) seharga Rp.88.000.-
Ikuti kelas gratisnya, hanya dengan membeli buku ini (Balada Mompreneur) seharga Rp.88.000.-
sila wapri ke wa 0857 7167 3538
Kelas mulai 10 Juli 2019 di WA Grop.
Kelas mulai 10 Juli 2019 di WA Grop.
good post 😊 would you like to follow each other? if the answer is yes, please follow me on my blog & i'll follow you back. https://camdandusler.blogspot.com
BalasHapusPengen banget jadi writerpreneur yang sukses kayak mba deka...
BalasHapus