*menjadi pembicara di event Tupperware
Masih berbagi tentang review produk. Membicarakan hal ini memang menarik karena saat ini review produk sudah menjadi bagian dari promosi dan marketing bagi banyak brand. Di samping menggunakan media yang biasa digunakan untuk promosi dan marketing sebuah produk. Yang biasa tentunya media elektronik dan cetak. Review produk sudah menjadi salah satu alat promosi dan marketing yang jitu. Karena langsung disampaikan oleh konsumen. Seperti dari konsumen untuk konsumen.
Sebuah review produk tentu melibatkan penulis/blogger, brand dan konsumen sebagai target market brand. Harus ada sinergi yang tepat antara ketiganya agar setiap pihak mendapatkan keuntungan dan tidak ada pihak yang dirugikan. Brand tentu saja bertujuan mendapatkan jasa dari penulis/blogger untuk menyampaikan tujuannya dan mendapatkan sebanyak-banyaknya konsumen baru. Menumbuhkan kepercayaan dari konsumen terhadap brand tersebut. Penulis/blogger sebagai pihak yang dibayar untuk menjadi jembatan antara brand dan konsumen(masyarakat). Namun, konsumen pun berhak mendapatkan informasi yang tepat, tidak menyesatkan, tidak merugikan dan mendapatkan sesuatu yang mencerdaskan.
Jadi bisa dilihat tujuan dari review produk ini melibatkan brand, penulis/blogger dan konsumen(masyarakat) lalu apa tujuannya bagi kita? sebagai penulis dan blogger yang menuliskan review produk tersebut? apakah hanya sekedar dibayar? hanya sekedar mendapatkan nominal uang? Padahal peranan penulis/blogger dalam bidang ini sangat besar. Tentu karena menjadi jembatan antara brand dan konsumen.
Menurut saya tujuan dari review produk harus lebih dari sekedar mendapatkan penghasilan. Tetap harus ada idealisme meskipun kita dibayar. Itu mungkin salah satu tantangan bagi kita. Kita dibayar, mewakili brand tapi tetap harus ada idealisme yaitu mencerdaskan masyarakat sebagai konsumen. Bagaimana caranya? ada beberapa koridor yang saya gunakan selama ini sebagai alat saya agar bisa melakukan semua dengan baik. Bisa dapat penghasilan tanpa mengorbankan idealisme.
Saat saya diminta untuk membuat sebuah review produk, saya memilih brand yang baik dan jujur. Brand terpercaya yang mempunyai produk yang memang bermanfaat. Bukan dilihat dari terkenal atau barunya sebuah brand. Tetapi kita wajib meneliti jika memang brand tersebut layak kita review. Mengapa? karena kita punya tanggungjawab moral menyampaikan apa yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat.
Saat menerima data untuk diulas, saya meneliti dengan baik jika memang data itu benar adanya. Bagaimana caranya? dengan mencari berbagai sumber yang juga terpercaya. Bisa dengan brosing, cari buku atau narsum. Jika data yang kita temukan memang sesuai baru kita masukan dalam ulasan kita. Tetapi biasanya brand yang terpercaya akan memberikan data yang benar.
Tidak mengulas berlebihan hingga membuat ulasan yang membutakan. Tulis apa adanya saja. Sehingga masih memberikan ruang bagi masyarakat untuk menilai dengan objectif. Tidak membuat masyarakat buta akan hal-hal tertentu.
Memberikan informasi yang mencerdaskan dengan memberikan gambaran mengapa produk ini memang layak kita pakai. Jika ada kekurangan pun kita sampaikan dengan bahasa yang tentu tidak menjatuhkan. Namun dengan cara mengatakan jika produk ini memiliki kekurangan tetapi berikan solusi bagaimana caranya agar kekurangan tersebut bisa kita atasi dengan baik.
Dengan menyampaikan semua itu kita jadi mampu berperan dengan baik. Sebagai penulis/blogger yang mewakili brand, dibayar namun tetap berpihak pada konsumen. Dan cara ini juga membuat kita menjadi seseorang yang terpercaya. Dipercaya brand dan dipercaya konsumen. Brand percaya dan merasa layak membayar kita karena ulasan kita yang cerdas. Menulis dengan kualitas yang baik. Konsumen pun percaya karena mendapat informasi yang benar dan mencerdaskan. Kita pun senang dapat penghasilan dengan tetap berpegang pada idealisme.
Karena itu saya menolak membuat review dari brand yang tidak terpercaya, atau jika brand tersebut memberikan data yang tidak benar dan menyesatkan. Atau jika diminta membuat ulasan yang berlebihan hingga menutupi kekurangan. Karena jika kita melakukan semua itu kita yang rugi. Pembaca kita tidak lagi percaya pada kita. Lalu apa artinya kita jika ditinggalkan pembaca?
Maka idealisme itu penting dan patut kita pegang teguh. Jangan tergiur oleh nominal materi yang sebetulnya hanya bisa kita nikmati sesaat. kepercayaan itu mahal.
Salam Semangat
Mksh Mba telah berbagi info dan pencerahan seputar job review... Bagi seorang blogger spt diriku yg pd awalnya ngeblog hanya utk aktuakisasi diri...makin kesini koq makin pengen ya dpt job review spt sahabat2 lainnya yg sdh jago2..hehe..
BalasHapusIya mak Rita. Ikutan pelatihan onlinenya. Info lengkap inbox yaa
HapusTFS mba,
BalasHapusSama2 yaa
HapusSama2 yaa
HapusThanks sharingnya Mak. Kebetulan saya sedang mengerjakan review sebuah produk.
BalasHapus"Harus memberikan informasi yang mencerdaskan " #catet
Siiip Mak. Sukses yaaa.....
BalasHapuskeren infonya teh deka, trimakasih ya :)
BalasHapusTerima kasih sharingnya mbak. Bermanfaat sekali bagi saya yang sedang belajar membuat review...
BalasHapusTerima kasih sharingnya mbak. Bermanfaat sekali bagi saya yang sedang belajar membuat review...
BalasHapusTerima kasih untuk informasinya. Semoga bisa saya praktekkan jika nanti dapat tawaran untuk mereview sebuah produk.
BalasHapusTrimakasih untuk ilmunya Mak. Idealisme pentiing meski bayaran juga penting *noted :D
BalasHapusTerima kasih ilmu nya mak.. mau tanya, kalau kita menulis review produk berbayar itu biasanya yg hubungi kita siapa ?
BalasHapusBagi yg belum punya jam terbang mereview produk selerti saya bolehkah menulis review sebuah produk tanpa permintaan dari siapapun ? Apakah perlu meminta ijin kepada brand yg akan ditulis..
walaupun ga dibayar, kalau mendapati pengalaman yg baik bersama suatu produk, biasanya saya tulis reviewnya di blog :)
BalasHapuscatet, brand harus kasih data yang benar dan terpercaya. benar mb, agar kita juga gak dicap review abal2 ya
BalasHapussalam kenal mb, saya baru pertama kali ke blognya, sdh saya folow juga
jadi penulis harus jujur ya mbak...
BalasHapusMenukis review tentang produk sih sering tapi produk yg saya tulis memang benar2 sudah saya rasakan sendiri..
BalasHapusGk dibayar jg.. krn memang produk yg saya rasakan Apaadanya..
Terima kasih mbak masukannya. Jadi sebelum menerima produk untuk direview harus benar-benar memahami produk tersebut sampai data yang disampaikan ya.
BalasHapusWhuaa sangat tercerahkan. Terima kasih mba Deka menjadi catatan buat saya juga nih yg lagi belajar mereview.
BalasHapusbener mbak, sebaiknya mereview itu harus netral walaupun kita dibayar, tapi menyampaikan itu wajib jujur jangan sampai memberikan informasi yang menyesatkan, kita dapat "dosa" dan ga dipercya oleh pengunnjung
BalasHapusoh begitu, saya jarang sih dapat rieview produk, seingat saya baru 2 kali aja, setelahnya seputar kegiatan. makasih sudah berbagi, kedepannya perlu difikirkan juga job review
BalasHapusWah dapet lagi ilmunya mba. Jujut saya kesulitan mencari kata bagaimana cara menuliskan kekurangan produk tapi tanpa harus menjatuhkan produk tersebut. Pr saya ini
BalasHapusSetuju banget mba.. Jangan sampai mengorbankan idealisme dan kita punya tanggung jawab moral atas produk yang direview.
BalasHapusWah ilmunya bermanfaat sekali, makasih bun. Saya belum pernah dapat job review hanya kalau pengalaman dengan yang saya alami saya tulis aja di instagram☺️
BalasHapus